Akhir-akhir ini, gerakan gaya hidup zero waste atau yang biasa dikenal dengan gerakan gaya hidup minim sampah sudah mulai banyak di kenal masyarakat. Sayangnya, gaya hidup ini masih kurang populer karena dianggap terlalu repot dan mahal di kalangan masyarakat Indonesia.Jeanny Primasari, wanita dengan dua anak ini merupakan salah satu penggiat gaya hidup minim sampah di Indonesia. Melalui sosial media Zero Waste Nusantara Indonesia (Facebook Group) dan @zerowastenusantara (Instagram), Jeanny secara aktif mengkampanyekan untuk memulai zero waste supaya lebih dikenal masyarakat Indonesia. Yuk kita simak bagaimana gaya hidup Zero Waste ala Jeanny.
Sejak kapan Mbak Jeanny mulai peduli dengan isu lingkungan? Dan bagaimana awal mulanya?
Sejak kecil saya sudah tertarik dengan isu sosial. Kesadaran saya terhadap isu lingkungan berawal di bangku SMP saat membaca artikel yang membahas tentang 3R (Reduce Reuse Recycle) dan juga isu mengenai bahaya pelepasan balon ke udara. Dari situ saya menjadi sadar “Oh ternyata masalah sampah adalah masalah yang besar ya”. Selama ini kita selalu berpikir “kita buang sampah, sampah itu pergi”, ternyata masalah tidak berakhir disitu. Disini saya mulai mengkampanyekan efek buruk penggunaan disposable dan menusahakan upcycle barang-barang bekas.
Menurut Mbak Jeanny, apa itu zero waste?
Gaya hidup dengan meminimalisasi sampah yang kita buang ke TPA dengan menerapkan 5R Bea Johnson (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle dan ROT). Kita sebagai manusia pasti memproduksi sampah. Hanya saja bagaimana kita berusaha supaya output sampah ini tidak menyulitkan bagi pihak lain sehingga prioritas kita ada di menolak dan mengkompos.
Kita bisa sedikit memodifikasi 5R menjadi 4R untuk sampah anorganik (Refuse Reduce, Reuse dan Recycle) dan 3R untuk sampah organik yaitu Refuse makanan dalam kemasan, Reduce belanjaan yang tidak perlu sehingga menghasilkan foodwaste, dan ROT mengkompos sisanya. Banyak sekali orang indonesia yang tidak memprioritaskan ROT karena ROT di ururan 5R ada di bagian paling bawah, padahal ROT memiliki peranan penting untuk mengurangi sampah.
Lalu, kenapa akhirnya memutuskan untuk memulai zero waste?
Di tahun 2014 saya membaca postingan teman di Facebook, Mbak Yolanda (co-founder ZW Nusantara), dimana beliau berbelanja buah dan sayur yang langsung dimasukkan di dalam keranjang supermarket tanpa menggunakan plastik. Hal ini mulai menyadarkan saya bahwa plastik itu tidak cuma kantong plastik belanjaan, tetapi banyak sekali bentuk plastik di sekitar kita tanpa kita sadari. Setelah itu saya mencari tahu bagaimana cara Bea Johnson dan Zero Waster lain mengurangi sampah mereka dan apa yang bisa diterapkan di kehidupan saya. Saya mulai dari analisa sampah untuk mengetahui porsi yang paling banyak. Ternyata, yang paling banyak adalah makanan kemasan dan sampah organik. Dari situ saya memutuskan untuk membuat biopori dan mengurangi makanan dalam kemasan.
Menurut mbak, kenapa sih kita harus memulai zero waste?
Karena menurut saya, semua hal yang kita lakukan akan kembali lagi ke diri kita dan anak-cucu kita. Dalam hal plastik, plastik akan terpecah-pecah menjadi mikroplastik yang mencemari darat, laut dan udara. Mikroplastik ini akan mencemari tumbuhan, hewan ternak dan ikan yang kita makan. Racun yang terbawa oleh mikroplastik ini akhirnya akan sampai ke tubuh kita lagi. Selain itu, jika kita terus menerus memproduksi sampah seperti sekarang, di masa depan, anak-cucu kita akan dikepung oleh sampah. Apakah kita mau itu terjadi pada anak-cucu kita di masa depan nanti? Tentunya mereka berhak hidup dengan lingkungan yang baik.
Boleh cerita sedikit tentang Zero Waste Nusantara?
Facebook group Zero Waste Nusantara awalnya dimulai dari teman-teman sendiri yang memiliki kepedulian dan ketertarikan tentang masalah sampah. Kita buat account instagram juga untuk menjaring member dan follower. Tujuan dari grup ini untuk saling berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai isu-isu lingkungan. Selain itu, kita juga ada support group Whatsapp untuk saling berbagi tips ber-zero waste atau curhat.
Bagaimana tanggapan dan antusiasme masyarakat Indonesia tentang gaya hidup zero waste?
Paling terlihat menggembirakan adalah dari instagram. 3 tahun yang lalu, sedikit sekali profil instagram dengan nama zero waste/lesswaste/gogreen dll. Tapi sekarang sudah banyak sekali yang memulai. Mungkin karena sekarang juga sudah zaman internet sehingga orang penasaran, dan akhirnya mencari tahu untuk kemudian diterapkan sendiri. Sekarang juga sudah banyak acara zero waste seperti happiness festival dll. Tetapi menurut saya, tetap saja kelompok ini masih merupakan kelompok minoritas.
Pengalaman menarik saat menerapkan Zero Waste?
Banyak banget! Apalagi ini merupakan suatu hal yang ktia kembangakan sendiri melalui trial and error. Misalnya yang sering terjadi adalah kita sudah bawa wadah untuk jajan, begitu balik wadahnya di kresekin. Ini sering terjadi di awal-awal karena ‘kecelakaan’. Kadang juga karena instruksi kurang jelas, sampah yang dihasilkan malah lebih banyak. Jadi pemberian instruksi juga harus jelas dan sederhana sehingga mudah dimengerti.
Apa tantangan atau kendala saat menerapkan Zero Waste?
Kalau kita bisa mulai menerapkan gaya hidup zero waste dari nol pasti akan lebih enak. Kebanyakan orang mulai dari rumah yang sudah penuh, termasuk saya. Sehingga ketika kita mau mulai ber-Zero Waste, kita jadi pusing sendiri soalnya selama ini barang yang kita milliki memang sudah terbungkus plastik. Zero waste itu dekat dengan minimalism. Dengan memulai zero waste dari rumah yang penuh, kadang-kadang saya bisa merasa frustasi karena saya ingin membuang barang yang tidak perlu namun disaat yang sama tidak ingin menjadi sampah. Hal-hal yang seperti ini merupakan tantangan sendiri bagi saya.
Bagaimana cara mengatasi tantangan itu?
Jangan menyerah! Kita pikir kedepannya saja, yang sudah ada jangan terlalu dipusingkan. Kedepannya kita refuse dan reduce yang kita bisa. Apa perubahan yang paling susah yang Mbak alami untuk beralih ke gaya hidup Zero Waste?Deterjen untuk mencuci baju. Sampai sekarang saya masih memakai deterjen konvensional dan belum berani mencoba alternatif deterjen yang bisa menjamin kehigienisan baju saya. Sementara ini saya masih pakai deterjen konvensional berbungkus foil mengkilap dan sampahnya saya kumpulkan untuk saya berikan ke waste4change untuk di upcycle.
Pesan atau tips untuk yang ingin atau baru memulai Zero Waste?
Zero Waste itu BUKAN NOLPerlu diingat bahwa tidak semua orang memiliki akses untuk mencapai zero. Karena apapun yang kita beli sekarang sebagian besar sudah terbungkus oleh sesuatu yang akan menjadi sampah. Jadi untuk memulai, jangan terintimidasi oleh kata zero itu sendiri. Mulai dari lakukan satu hal kecil yang kita paling bisa, misalnya membawa tas belanja atau botol minum sendiri. Nah, nanti kalau sudah terbiasa dan nyaman, pelan-pelan kita tingkatkan, misalnya dengan membawa tempat makan sendiri dan membeli sayuran yang tidak terbungkus plastik. Zero Waste bergantung pada AksesZero waste itu bergantung pada akses. Kalau memang saat ini akses dan infrastruktur belum tersedia, ya gapapa. Misalnya kalau mau beli beras, berasnya cuma ada yang dikemas plastik. Kalau ngga ada alternatif lain ya ngga apa-apa.
Zero Waste itu TIDAK MAHAL
Ada kecenderungan bahwa memulai hidup zero waste itu mengharuskan kita untuk membeli barang-barang baru pengganti barang lama yang disposable. Contohnya sedotan stainless. Padahal tanpa modal pun kita bisa mulai gaya hidup ini. Karena saya pun mulai juga tanpa modal apa-apa. Judulnya saja zero, masa kita malah mau membuang semua yang ada dirumah dan membeli yang baru? Pakai saja yang ada dirumah. Misalnya kalau ada tupperware atau botol plastik dirumah, sebaiknya dipakai dulu sampai rusak. Nanti ketika rusak, sebaiknya diganti dengan barang yang tidak berbahan plastik dan tahan lama. Tidak ada keharusan untuk membeli barang-barang bagus dan fancy. Kalau ada rejeki sih boleh. Tapi jangan sampai ini menjadi keharusan dan beban untuk memulai zero waste.
Mulai dari analisa sampah, lihat sampah dan tentukan mana yang mau kita kurangi duluan. Sehingga kita tahu mau mulai dari mana. Misalnya memilih mengurangi sampah yang proporsinya paling banyak atau sampah yang paling mudah kita kurangi. Yang terpenting kita tetap happy dan enjoy menjalaninya
1 hal yang bisa mulai dilakukan oleh semua orang untuk mengurangi sampah hari ini?
Bawa botol minummu sendiri. Nanti kalau di jalan kehabisan air, kita bisa beli es teh atau minuman lain tak berkemasan di warung dan minta dimasukkan ke dalam botol kita. Jangan beli Air kemasan lagi ya!
Data dari World Bank menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sampah padat kota sebanyak 6.644 ton setiap hari. Jumlah ini setara dengan dua patung liberty setiap hari lho! Jadi gimana menurutmu? sudah siap untuk beralih ke gaya hidup minim sampah sekarang? yuk mulai dari hal yang mudah, mulai dari diri sendiri, mulai hari ini!