Awal tahun kemarin, Sustaination berkesempatan untuk berkolaborasi bersama beberapa kedai kopi di Malang, menyuarakan inisiatif atau kampanye #KamiPakaiLagi. Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi dan mendorong para pencinta kopi agar lebih bijak dalam menggunakan plastik sekali pakai dan mewujudkan lingkungan minim sampah.
Sustaination berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan salah satu kedai kopi yang menjadi pencentus kampanye #KamiPakaiLagi ini, yaitu Kon Kopi a? yang berarti Mau Kopi kah? adalahsebuah kedai kopi milik Dimas, yang berdiri sejak tanggal 28 Mei 2015 di Kota Malang. Selain kopi, kedai kopi Kon Kopi a? ini juga menjual makanan rumahan. Selama tahun 2018 kemarin, Kon Kopi a? juga telah bertransisi menuju minim sampah dan mencangankan #2019NggantiPlastik lho! Keren kan? yuk simak cerita bagaimana Kon Kopi a? bertransisi menuju #2019NggantiPlastik!
Bagaimana awal mula Kon Kopi a? memutuskan untuk bertransisi minim sampah?
Salah satu isu yang saya soroti yang banyak terjadi di kedai kopi itu adalah masalah sampah, terutama sampah plastik, dari gelas, tas, sampai sedotan plastik. Sebagian dari sampah-sampah plastik ini berakhir di lautan. Saya, sebagai lulusan Ilmu Kelautan, merasa terpanggil untuk turut serta mengambil bagian dalam permasalahan sampah ini.
Apa saja usaha Kon Kopi a? dalam mengurangi sampah plastik?
Dari awal Kon Kopi a? berdiri, kami menggunakan gelas kaca untuk pelanggan kami, dan gelas kertas atau plastik untuk take awaydengan tambahan biaya, yaitu Rp 1.000,00. Mulai tahun 2017, kami menggunakan gelas bio plastic dan bio paper, untuk kemasan takeaway dengan tambahan biaya sebesar Rp 4.000,00.
Tambahan biaya ini, menurut saya, cukup mahal jika dibandingkan dengan daya beli kopi orang-orang di Kota Malang yang hanya berkisar pada Rp 15.000,00. Tambahan biaya ini ‘memaksa’ dan ‘mempersempit gerak’ para calon pembeli untuk tidak menggunakan kemasan gelas bio plastic dan bio paper ini. Pada akhirnya, para pelanggan pun memilih untuk menggunakan botol minum mereka sendiri untuk membawa pulang kopi dari Kon Kopi a?
Dari segi bahan baku, kami mendapatkan biji kopi lokal di Kota Malang, yang di beli dengan menggunakan wadah sendiri. Kadang juga saya diliatin dengan tatapan aneh ‘ngapain sih ini orang bawa wadah sendiri’. Buatku, kemasan kopi itu, terlalu bagus untuk dibuang, tapi terlalu banyak untuk disimpan. Jadi lebih baik, saya gunakan lagi. Lalu, untuk kemasan susu kaleng dan tetra pak, kami pisahkan dan serahkan ke bank sampah di Malang.
Bagaimana cara Kon Kopi a? melayani pelanggan yang membawa botol minum sendiri? bukankah ada barista approved reusable cup atau potensi takaran yang tidak sesuai?
Kami menggunakan digital kitchen scale, sehingga kami dapat menakar kopi, air dan bahan lainnya dalam tumbler apa saja dengan baik.
berdiri, kami menggunakan gelas kaca untuk pelanggan kami, dan gelas kertas atau plastik untuk take awaydengan tambahan biaya, yaitu Rp 1.000,00. Mulai tahun 2017, kami menggunakan gelas bio plastic dan bio paper, untuk kemasan take away dengan tambahan biaya sebesar Rp 4.000,00. Tambahan biaya ini, menurut saya, cukup mahal jika dibandingkan dengan daya beli kopi orang-orang di Kota Malang yang hanya berkisar pada Rp 15.000,00. Tambahan biaya ini ‘memaksa’ dan ‘mempersempit gerak’ para calon pembeli untuk tidak menggunakan kemasan gelas bio plastic dan bio paper ini. Pada akhirnya, para pelanggan pun memilih untuk menggunakan botol minum mereka sendiri untuk membawa pulang kopi dari Kon Kopi a?.
Dari segi bahan baku, kami mendapatkan biji kopi lokal di Kota Malang, yang di beli dengan menggunakan wadah sendiri. Kadang juga saya diliatin dengan tatapan aneh ‘ngapain sih ini orang bawa wadah sendiri’. Buatku, kemasan kopi itu, terlalu bagus untuk dibuang, tapi terlalu banyak untuk disimpan. Jadi lebih baik, saya gunakan lagi. Lalu, untuk kemasan susu kaleng dan tetra pak, kami pisahkan dan serahkan ke bank sampah di Malang.
Bagaimana cara Kon Kopi a? melayani pelanggan yang membawa botol minum sendiri? bukankah ada barista approved reusable cup atau potensi takaran yang tidak sesuai?
Kami menggunakan digital kitchen scale, sehingga kami dapat menakar kopi, air dan bahan lainnya dalam tumbler apa saja dengan baik.
Selama masa transisi ini, apakah tidak takut kehilangan pelanggan?
Kekhawatiran itu pasti ada. Tapi, saya percaya bahwa saya bisa mengedukasi teman-teman di kota Malang, seperti saya merubah kebiaasan beberapa teman untuk beralih ke kopi kemasan sachet menjadi kopi seduh di Kon Kopi a?.
Menurut saya, masalah plastik ini, hanya perlu sosialisasi dan edukasi kepada para pelanggan.
Apa sih #2019NggantiPlastik itu?
Di tahun 2019 kami memiliki kampanye #2019NggantiPlastik dimana kami tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai di dalam Kon Kopi a?, khususnya untuk penjualan. Kami tidak akan menyediakan sedotan dan tas kantung plastik. Kami juga tidak ikut dalam aplikasi ojek online untuk memaksimalkan dine in, dimana saya sendiri bisa berinteraksi secara langsung dengan para pelanggan Kon Kopi a?.
Untuk take away, kami masih akan tetap menyediakan biocups dengan tambahan biaya. Namun, kami akan memaksimakan penjualan dengan menggunakan botol minum atau tumbler milik pelanggan sendiri melalui edukasi dan kampanye #2019NggantiPlastik ini. Selain itu, untuk makanan, kami berupaya untuk menyediakan besek untuk melayani take away.
Di Tahun yang sama, kami juga akan mulai memilah dan mengolah sampah yang terbentuk di dalam kedai, yakni sampah organik dan sampah anorganik.
Gimana pendapatmu jika ide kampanye ini ditiru oleh kedai kopi lain?
Gapapa banget! Tidak perlu ada yang ditakutkan jika kampanye #2019NggantiPlastik ini ditiru oleh kedai kopi lain. Kompetisi itu akan selalu ada dan menurutku, masing-masing kedai kopi itu memiliki karakternya sendiri, sehingga kita fokus aja ke tujuan utama kita masing-masing. Justru, semakin banyak kedai kopi yang bertransisi ke minim sampah, akan semakin bagus!
Apa harapan dari kampanye #2019NggantiPlastik ini?
Harapan saya adalah semakin banyak teman-teman di kota Malang yang sadar akan bahaya plastik sekali pakai dan mau menggunakan botol minumnya sendiri saat membeli kopi di kedai kopi Kon Kopi a? atau di kedai kopi manapun.
“Bertransisi ke arah ramah lingkungan itu tidaklah mudah. Semua butuh proses. Yang terpenting mulai dari diri sendiri dulu dan mulai dari hal yang kecil dan mudah.”
Yess, kami percaya bahwa perubahan kecil sangat berarti. Kamu juga bisa mulai mengurangi sampah dengan 10 cara mudah disini.
Kalau kamu di Malang, atau berencana berkungjung ke Malang, Jangan lupa sapa Dimas, di Kon Kopi a? yang berlokasi di:Jl. Simp.Piranha Atas No.7B, Tunjungsekar, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65142, Indonesia.
Get in touch with their Instagram here