Living consciously is not that easy. Nyatanya, setiap hari, saya menemukan dan mempelajari hal baru simply karena ingin lebih bijak dalam mengambil keputusan dalam hidup. Kali ini, topik yang ingin saya bicarakan adalah bahan kain, khususnya kain ramah lingkungan.
Kenapa bahan kain sih? karena menurut saya, dalam hidup keseharian kita, kita ngga pernah lepas dari yang namanya kain. Sandang merupakan salah satu kebutuhan primer bukan? masih ingat tentang pangan (makanan), sandang(pakaian), papan (rumah)?
Belakangan saya baru mengertahui bahwa banyak sekali bahan-bahan pakaian yang saya miliki ternyata terbuat dari bahan sintetis seperti poliester, spandex, dll yang ternyata menghasilkan ribuan bahkan sampai jutaan microfibers ke saluran air pada saat mencuci! belum lagi soal bahan sintetis ini yang terurai di lingkungan dalam kurun waktu yang sangaaat lama, yaitu berkisar di 20-250 tahun!
Lalu, apa dong jenis kain ramah lingkungan? Yuk kita coba pelajari disini!
1. Pakaian yang sudah kita miliki
“The most sustainable things are the onse that you already have”
Jika kalian bertanya apakah saya masih memakai pakaian berbahan poliester? yup! karena ketidaktahuan saya, saya membeli pakaian dengan bahan poliester yang ternyata setiap kali pencucian menghasilkan jutaan mikroplastik. Solusinya? Pakai terus hingga rusak dan gunakan kembali menjadi barang lain.
2. Sewa, atau membeli bekas
Jika kalian masih menginginkan alternatif pakaian yang ngga “itu itu” aja, kamu bisa mulai berlangganan sistem sewa baju. Sistem ini biasa menyediakan jasa penyewaan baju dimana kamu membayar sejumlah uang sewa setiap bulan untuk menikmati beberapa potong baju. Selain itu, kamu juga bisa membeli pakaian bekas lho! Tak jarang pakaian bekas memiliki model yang trendy juga!
Selain itu, kita juga mulai harus beralih dan memperhatikan dari bahan apa pakaian kita dibuat. Bahan pakaian yang paling ramah lingkungan tidak hanya berasal dari alam, tetapi juga proses produksi yang juga tidak merusak alam! berikut daftar bahan pakaian yang ramah lingkungan
DAFTAR KAIN RAMAH LINGKUNGAN
1. Linen
Linen terbuat dari tanaman rami. Tanaman rami merupakan tanaman yang tangguh dan dapat ditanam dalam kondisi tanah yang buruk. Proses produksi linen membutuhkan lebih sedikit air daripada katun. Proses produksi bahan linen juga dapat dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia dan hanya sedikit atau tanpa pestisida, sehingga jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan katun (1).
Limbah yang dihasilkan dalam proses produksi linen juga sangat sedikir karena sebagian besar produk sampingannya dapat dimanfaatkan dengan baik, misalnya, minyak biji rami, produk sampingan yang paling umum digunakan dalam pengawetan kayu dan pembuatan pernis (2).
Linen juga termasuk bahan yang dapat dikomposkan.
2. Hemp
Hemp dapat ditanam di seluruh dunia dan pada jenis lahan apapun. Tanaman hemp tumbuh sangat cepat dan menghasilkan lebih banyak serat daripada flax (linen) atau katun. Proses produksi serat hemp juga tidak melibatkan proses kimia. Tanaman ini dapat menghasilkam biji dan minyak. Kain dari hemp memiliki daya serap yang kuat dan dapat dikomposkan (3).
3. Tencel
Kain tencel terbuat dari pohon eucalyptus (kayu putih) yang tumbuh di Australia dan Indonesia. Pohon kayu putih tidak membutuhkan pestisida beracun, dan hanya membutuhkan sangat sedikit air.
Tencel juga menyerap pewarna dengan sangat baik, yang artinya produsen tidak perlu menggunakan terlalu banyak bahan pewarna. Tencel dapat digunakan untuk membuat jenis pakaian yang sama seperti rayon, karena memiliki tampilan dan rasa yang serupa.
-
Masker Kain Tencel 3 LapisRp 52.900
Tidak seperti banyak bahan buatan manusia lainnya, proses pertanian untuk jenis kain Tencel ini mendapat nilai tinggi dalam hal kelestarian lingkungan. Tidak ada hutan yang ada habis, tidak ada pestisida yang digunakan, dan sama sekali tidak ada manipulasi genetik yang terlibat dalam proses pertanian bahan baku (4).
we all love tencel and yes, it is compostable!
4. Katun Organik
Salah satu perbedaan mendasar antara katun konvensional dan katun organik adalah penggunaan pestisida dan bahan-bahan kimia dalam proses penanaman dan pembuatannya. Artinya, Katun organik menciptakan kondisi kerja yang lebih aman dan sehat bagi para pekerjanya dan juga lebih aman bagi lingkungan. Proses produksi katun organik membutuhkan lebih sedikit air daripada atun konvesnional. Namun masih tetap membutuhkan lebih banyak air dari tanaman lain di dalam daftar ini (5).
and yes, organic cotton is compostable too!
Lalu, bagaimana dengan Katun dan Serat Bambu
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, proses produksi katun konvensional menggunakan bahan kimia dan pestisda yang berbahaya bagi kesehatan para pekerja dan juga lingkungan.
Untuk serta bambu, kebanyakan orang berpikir bahwa serat bambu adalah serat yang ramah lingkungan (yup akupun berpikir demikian). Hal ini mungkin disebabkan sifat bambu yang terkenal sebagai tanaman yang sustainable. Kain dari serat bambu halus seperti sutra, sangat tahan lama, dan memiliki sifat lembab. Lebih dari itu, bambu membutuhkan air yang sangat sedikit dan tidak ada pupuk atau pestisida untuk tumbuh. Namun, bukan tidaka mungkin pestisida digunakan pada bambu untuk meningkatkan produksi panen bambu yang mayoritas ditanam di Cina (6).
Namun, sisi gelapnya, proses produksi untuk mengubah bambu menjadi serat kain sangat intensif secara kimiawi, dan menghasilkan limbah kimia yang cukup banyak. Ini membuat serat bambu tidak ramah lingkungan dan sebaiknya kira hindari (7)
Jadi gimana? sudahkah kamu melihat isi lemarimu lagi?
Thank you for writing this Sustaination, susah sekali cari bahasan tekstil ramah lingkungan ini dalam versi indonesia, help a lot 🙂
thanks ya ka tyas ilmunya..