Dua puluh tahun belakangan ini, istilah emisi karbon seringkali terdengar. Bersama dengan emisi karbon, muncul istilah-istilah asing lainnya seperti efek rumah kaca, krisis iklim dan jejak karbon. Namun, dua puluh tahun lalu, isu krisis iklim masih terasa sebagai isu ‘masa depan’ yang jauh di angan-angan.
Hari ini, kita menjadi generasi yang hidup di tengah bergulirnya krisis iklim – peningkatan suhu bumi, perubahan pola musim dan cuaca, dan kekeringan berkepanjangan. Masa depan yang dulu diceritakan sekarang sudah jadi kenyataan, dan jika kita tidak bergerak sekarang, bukan tidak mungkin hilangnya peradaban disebabkan oleh perilaku dan ketidakpedulian kita sendiri.
Tapi Apa sih sebetulnya yang dimaksud dengan Jejak Karbon atau Carbon Footprint?
Setiap kegiatan yang dilakukan, dan setiap barang-barang yang kita gunakan juga konsumsi selalu memberikan pengaruh dan dampak terhadap lingkungan. Seperti meningkatnya gas rumah kaca yang berpotensi memicu pemanasan global. The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa:
“Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global yang terjadi sejak pertengahan abad ke-20. Sangat mungkin disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh Manusia”
IPCC
Beberapa contoh kegiatan dan aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca dan jejak karbon yang berpotensi menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global adalah:
- Gas karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil sepertit batu bara, minyak bumi, dan gas
- Gas Metana (CH4) dan Nitrogen Oksida (N2O) yang dihasilkan dari proses perkebunan dan peternakan
- Emisi yang dihasilkan dari perubahan penggunaan lahan tanah seperti deforestasi hutan, pertanian, perkebunan, dan urbanisasi
Jejak karbon adalah jumlah dari gas rumah kaca yang diproduksi oleh setiap kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya itu dihitung dengan satuan ton ekuivalen karbon dioksida atau CO2.
Itu juga ada di setiap barang yang kita gunakan dan kita konsumsi lho! Kok bisa? Karena setiap barang yang kita gunakan atau konsumsi, juga melibatkan aktivitas manusia kan? dari mulai ekstraksi bahan baku, proses produksi, proses distribusi, hingga barang tersebut sampai di tangan kita dan berpotensi menjadi gunungan sampah.
Contohnya, 1 kg kopi Costa Rica yang di konsumsi di Eropa menyumbang jejak karbon sebesar 4.82 kg CO2. Kok bisa?? Hal ini disebabkan proses perkebunan, pengolahan, pengemasan, distribusi, hingga akhirnya kopi tersebut diseduh dan dapat kita konsumsi. Melibatkan banyak sumber daya dan aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas rumah kaca.
Tentang Gas Rumah Kaca dan Jejak Karbon
Gas rumah kaca adalah gas yang ada di atmosfer bumi yang menyerap dan memantulkan kembali radiasi sinar matahari ke permukaan bumi dan menyebabkan efek rumah kaca. Gas rumah kaca terbentuk secara natural di bumi. Namun, sejak revolusi industri, aktivitas manusia menyebabkan produksi gas rumah kaca semakin meningkat. Begitu pula efek rumah kaca yang semakin terasa. Efek rumah kaca inilah yang menyebabkan suhu bumi semakin tinggi dan berpotensi menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global.
Ada beberapa jenis gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Yaitu karbon dioksida (CO2), gas metana (CH4), uap air (H2O), Nitrogen Oksida (N2O), dana ozon (O3). Keberadaan masing-masing gas rumah kaca ini di atmosfer memberikan dampak yang berbeda terhadap bumi kita. Karena setiap gas menyerap jumlah panas dan energi yang berbeda dan dideskripskan sebagai ‘GLOBAL WARMING POTENTIAL’ atau GWP.
GWP merupakan indeks yang menunjukkan potensi suatu gas menjadi penyebab pemanasan global dalam waktu tertentu, biasanya 100 tahun. Nilai indeks CO2 adalah 1, dan indeks gas yang lain menunjukkan potensi gas tersebut sebagai penyebab pemanasan global dibandingkan dengan CO2. Misalnya 1 kg metana menyebabkan 28 kali lebih panas dalam period 100 tahun dibandingkan dengan 1kg CO2.
Bagaimana Jejak Karbon dihitung?
Jejak karbon biasa dideskripsikan sebagai “Carbon dioxide equivalent” atau “CO2e. Zat yang mengkonversi bahaya dan potensi gas rumah kaca lainnya ekuivalen atau disetarakan dengan bahaya potensi gas karbon dioksida. Jumlah dan potensi gas rumah kaca dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah emisi gas rumah kaca dengan indeks GWP:
Contoh: 1 kg gas metana (CH4) = 1 kg CH4 x 28 = 28 kg CO2e
Istilah CO2e ini yang kemudian kita gunakan untuk menghitung dan mendeskripsikan jejak karbon yang dihasilkan dari setiap aktivitas kita.
Lalu, Apa Kaitan Jejak Karbon dengan Kenaikan Suhu Bumi dan Perubahan Iklim?
Semakin tinggi nilai indeks jejak karbon yang kita hasilkan, artinya semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca yang ada di atmosfer kita. Konsentrasi gas rumah kaca yang semakin tinggi akan menyebabkan suhu bumi yang semakin meningkat dan akhirnya berujung pada perubahan iklim.
Dapat kita simpulkan bahwa semakin besar nilai indeks emisi karbon, maka, semakin besar pula dampak NEGATIF yang kita berikan terhadap Bumi.
Jadi bagaimana? Masih mau jadi penyumbang terbesar penyebab naiknya suhu bumi dan perubahan iklim dunia? Yuk kurangi jejak karbonmu mulai hari ini!
Baca juga:
- Apa yang Kamu Perlu Tahu tentang Jejak Karbon
- Menghitung Jejak Karbon dalam Satu Hari
- 6 Tips Mengurangi Emisi Karbon dalam Aktivitasmu
Pingback: Menghitung Jejak Karbon dalam Satu Hari - Sustaination
Pingback: Dampak dari Jejak Karbon yang Kita Hasilkan - Sustaination