Jika ditanya, apakah orang-orang ingin ikut selamatkan bumi? mungkin akan cukup banyak jawaban “Ya”. Namun jika kemudian ditanya tentang apa saja yang akan dilakukan untuk mewujudkannya, sepertinya akan akan lebih sedikit yang mampu menjawabnya. Karena memang tidak semua orang yang sepakat, pasti mau untuk juga mewujudkannya ke realita. Apalagi jika berbicara tentang penerapan zero waste dari hulu (industri). Butuh lebih banyak variabel untuk diperhatikan dibandingkan dengan penerapan zero waste dalam aktivitas sehari-hari. Memang bagaimana gambaran penerapan zero waste hulu hilir? Pahami selengkapnya dalam penjelasan di bawah ini!
Pengertian Zero Waste
Zero Waste adalah istilah yang digunakan untuk menyebut “Nol Sampah” atau “bebas sampah”. Memang kalau kita hubungkan dengan realitas, akan sangat sulit untuk hidup yang benar-benar “bebas sampah”. Itulah mengapa sebenarnya istilah ini lebih ditujukan untuk cara hidup dimana kita lebih bijak dalam menggunakan produk sekali pakai dan lebih memprioritaskan produk-produk pakai ulang. Semakin banyak kita menggunakan produk pakai ulang dan semakin panjang masa penggunaannya, maka akan semakin sedikit pula sampah yang terbuang! Mengapa demikian? Yuk simak beberapa hal berikut untuk memahami kenapa menggunakan pakai ulang lebih ramah lingkungan,
Penerapan Zero Waste
Pertanyaan penting berikutnya adalah bagaimana menerapkan Zero Waste dalam industri atau bisnis? Karena akan jauh lebih efektif jika zero waste bukan hanya diterapkan di hilir atau area konsumen, tapi juga dari hulu (produsen). Berikut ini beberapa strategi yang bisa dijalankan!
Efisiensi Energi dan Pengurangan Jejak Karbon
Strategi ini mengacu pada prinsip Zero Waste Reduce, yakni dengan menggunakan sumber daya seefisien mungkin sehingga pada akhirnya menghasilkan buangan seminim mungkin. Misalnya dengan menggunakan pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan untuk pabrik.
Selain itu efisiensi energi juga bisa dilakukan dengan menggunakan mesin yang otomatis, sehingga bisa menghemat energi, bangunan yang efisien dan ramah lingkungan, dan mematikan lampu atau peralatan pabrik yang tidak digunakan. Meningkatkan segel pintu untuk efisiensi pemanas atau pendingin, memoderasi pengaturan suhunya.
Kemasan Ramah Lingkungan
Strategi kedua yang juga bisa digunakan adalah menggunakan kemasan ramah lingkungan. Yaitu kemasan yang terbuat dari bahan organik (mudah terurai) atau kalaupun tidak bisa organik, namun bisa dipakai ulang (reusable). Kemasan daur ulang (recycle) juga bisa menjadi alternatif untuk sekaligus mengurangi tumpukan sampah.
Hal ini karena kebanyakan perusahaan menggunakan kemasan sekali pakai, mostly dari plastik, yang pada akhirnya hanya menumpuk menjadi sampah. Dengan menggunakan kemasan organik, misalkan berbahan kertas, daun atau kayu, yang akan lebih mudah terurai secara alami. Selain itu bisa menggunakan kemasan yang bisa dipakai kembali, meski dengan biaya yang lebih tinggi, customer tahu bahwa mereka mendapat nilai lebih dari kemasan tersebut. Misalnya seperti botol kaca minuman instan, yang botol kosongnya bisa dikembalikan ke pabrik.
Baca Perusahaan Bebas Limbah dan Ramah Lingkungan? Ada Kok!
Bahan Baku Daur Ulang
Zero waste dari sisi produsen juga bisa diwujudkan dengan penggunaan bahan daur ulang sebagai bahan baku produk. Karena secara otomatis hal itu akan membantu mengurangi tumpukan sampah di lingkungan. Selain juga bisa menggunakan bahan-bahan organik yang limbahnya tidak berdampak negatif atau mencemari lingkungan sekitar pabrik.
Salah satu contoh pemanfaatan daur ulang seperti pembuatan jalan, mendaur ulang penggunaan ban mobil, hal ini sudah diuji coba di Inggris dan dapat kita tiru di Indonesia. Selain itu juga bisa menggunakan bahan baku upcycle seperti kemasan dari plepah.
Pengolahan Sampah & Limbah
Strategi ini akan sangat efektif diberlakukan pada perusahaan yang memproduksi sampah yang masih dapat diperpanjang umur hidupnya, seperti yang memiliki sampah organik. Pengolahan sampah organik menjadi strategi terpenting untuk mewujudkan Zero Waste.
Pengolahan dapat dilakukan dengan melakukan pengomposan pada limbah tersebut. Misalnya seperti PT Sinar Sosro yang mengirimkan sisa-sisa daun tehnya kepada komunitas petani untuk dijadikan pupuk kompos. Selain itu juga bisa memanfaatkan sistem pencernaan anaerobik. Misalnya seperti mesin yang menggunakan bahan bakar metana sebagai alternatif energi bahan bakar. Hal lain dapat dilakukan dalam skala perusahaan teknologi sekalipun, dengan melebur kembali sisa produk yang rusak dan mengolahnya menjadi produk daur ulang, misalnya bagian badan kemasan, ataupun tembaga yang digunakan.
Zero Waste akan menjadi semakin efektif membawa perubahan pada lingkungan jika semakin banyak pihak yang menerapkan. Apalagi pihak yang menghasilkan limbah dalam jumlah besar seperti pabrik atau perusahaan produsen. Dengan begitu angka sampah yang berkurang bisa semakin signifikan.
-
Product on saleBuku Sustaination – Zero Waste Bukan Sekedar Tentang PlastikRp 46.750 – Rp 55.000