Kali ini Sustaination berkesempatan untuk berbincang dengan Annisa Hasanah, founder dan juga owner dari Ecofunopoly, permainan board game bertema lingkungan pertama di Indonesia dan Dunia, hasil karya anak bangsa. Permainan ini bertujuan untuk mengedukasi pemainnya agar lebih cinta dan peduli lingkungan dengan konten yang berdasarkan pada hasil penelitian ilmiah.
Materialnya terbuat dari bahan-bahan daur ulang yang aman dimainkan dan berkualitas. Proses daur ulang melibatkan ibu-ibu pengangguran di Indonesia sehingga selain memiliki misi lingkungan, permainan ini juga merupakan misi sosial. Yuk, simak wawancara singkat Sustaination dengan Ecofunopoly.
Awal mula terbentuknya Ecofunopoly gimana sih?
Cerita Ecofunopoly berawal di tahun 2009, dari sekolah arsitektur landskap dengan fokus jurusan ke lingkungan. Dari semula saya yang ngga peduli sama sekali dengan lingkungan, selama sekolah ini, saya belajar tentang ekologim perilaku manusia dan disini mulai terdorong beberapa kegiatan yang berhubungan dengan perubahan iklim. Tapi disini, saya merasa bosan dengan kegiatan-kegiatan edukasi lingkungan yang kita ikuti karena hanya terbatas kegiatan di sekolah seperti menggambar, bernyanyi, dan bersifat insindentil sehingga tidak bersifat long term impact.
Lalu, saya ikut konferens tentang perubahan iklim di Malaysia, disini saya tercetus ide ingin membuat permainan yang promote environmental awareness. Akhirnya, terpikir untuk membuat permainan seperti monopoly dengan misi lingkungan. Mulai dari sini, saya mencoba mengawinkan konsep monopoli dengan edukasi tentang lingkungan.
Setelah itu, saya membuat komunitas Ecofun Community di kampus di IPB, Bogor untuk melakukan kegiatan edukasi ke sekolah-sekolah dengan menggunakan prototype game yang saya buat ini. Belum terpikir untuk menjual dan mekakukan bisnis dengan permainan ini hingga ada sebuah kesempatan untuk mengikuti kompetisi yang diadakan oleh Bank di Indonesia dengan tema lingkungan. Di kompetisi ini, Ecofunopoly memenangkan Best Project dan sejak itu lah kami lebih sering untuk mengikuti kompetisi.
Akhirnya, ada yang pesan games ini 4 set dan saya jual tanpa perhitungan harga. Baru di tahun 2012, Ecofunopoly di produksi secara masal dan diperjualbelikan dengan bantuan modal usaha dari IPB yang bekerja sama dengan Bank Mandiri.
Lalu, sampai tahun 2016 permainan ini disempurnakan dengan menggunakan riset ilmiah sebagai dasar informasi permainan ini. Dan di Tahun ini juga saya juga mulai mendirikan badan usaha untuk menekuni games ini ini lebih serius, baik dari sisi komunitas dan sisi bisnisnya.
Bisa ceritakan bagian-bagian games yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan?
Bagian kotak games kami desain supaya langsung bisa digunakan sebagai papan permainan untuk memaksimalan penggunan material.
Pion-pion di permainan ini dibuat dari kertas bekas yang didapatkan dari kampus, seperti bekas skripsi dan laporan-laporan. Kertas bekas ini kemudian dihancurkan dan dibentuk ulang sesuai dengan kebutuhan. Sebisa mungkin, kami menggunakan bahan-bahan yang ada dan tidak menggunakan plastik. Pion ini dibentuk dengan cara manual dan handmade sehingga bentuk pion-pionnya bisa berbeda-beda.
Untuk dadu, kami memanfaatkan potongan kayu sisa yang tidak terpakai di tukang meubel. Potongan kayu sisa ini biasanya dibuang oleh para pengrajin kayu. Kami menghubungi 3 pengrajin kayu berbeda untuk membuat dadu permainan ini
Lalu, selain misi edukasi lingkungan, ada juga misi sosial dari games ini, bisa ceritakan sedikit?
Pion-pion dalam permainan ini awalnya saya bentuk manual dan handmade sendiri. Tapi seiring kebutuhan meningkat, saya mencoba melibatkan para Ibu yang berasal dari ekonomi bawah, dan tinggal di sekitar rumah di Bogor. Kebanyakan para Ibu ini tidak memiliki pekerjaan dan memiliki kesulitan ekonomi. Akhirnya, saya mencoba untuk menawarkan Para Ibu ini untuk membuat pion-pion dari permainan ini. Para Ibu ini kami latih untuk membuat pion dan mereka bisa mengerjakan di tempat kami, atau di rumah mereka sendiri. Ibu-ibu binaan ini kami berikan imbalan sesuai dengan banyak pion yang mereka hasilkan dan tingkat kesulitan pion yang harus dibuat.
Bagaimana tanggapan para Ibu-Ibu binaan Ecofunopoly tentang misi ini?
Mereka senang sekali, karena ternyata pekerjaan tambahan ini sangat membantu kondisi ekonomi dan kehidupan keluarga mereka. Bahkan ada Ibu yang baru bisa pulang kampung saat Lebaran karena ada tambahan pekerjaan dari kami.
Apakah misi sosial ini akan berlanjut seiring permintaan permainan Ecofunopoly ini semakin meningkat?
Peran ibu-ibu binaan ini akan kami pertahankan karena ini juga merupakan bagian misi dari Ecofun. Kalau mau menekan biaya dan meningkatkan keuntungan, sebetulnya kita bisa saja serahkan ke percetakan. Tapi, hal ini akan sangat bertentangan dengan misi sosial dan empowerment permainan ini.
Apa harapan Ecofunopoly untuk masyarakat Indonesia kedepan?
Saya berharap Ecofunopoly ini bisa dimainkan anak-anak sejak dini sehingga bisa membentuk mindset dan behaviour anak-anak yang lebih peduli dengan lingkungan hingga nanti mereka dewasa. Lalu, Kami juga berharap bahwa games ini dapat membawa generasi muda ini menjadi generasi yang lebih baik dari generasi kita.
Jadi gimana? Keren banget kan games karya anak bangsa ini! Kamu bisa mendapatkan ecofunopoly dan anerka ragam permainan edukasi lingkungan di website sustaination