Bahaya Fragrance di Balik Harum Tubuhmu

Produk konvensional yang kita pakai sehari-hari tidak jarang mengandung wewangian sintetik yang dikenal sebagai fragrance. Tidak hanya dalam perfume atau cologne, kamu bisa menemukannya dalam produk perawatan kulit sehari-hari seperti sabun mandi, lotion atau deodorant. Fungsinya jelas, tentu untuk memberikan efek harum ketika dipakai, menyembunyikan bau dari bahan lainnya dalam produk, atau untuk meningkatkan mood penggunanya. Tapi apa itu fragrance? Apa bahaya Fragrance bagi tubuh kita?

Jadi apa itu Fragrance?

Fragrance atau disebut juga sebagai perfume, merupakan campuran berbagai bahan aromatik yang memiliki wangi tertentu, termasuk pula bahan aditif lain yang mendukung fungsi perfume tersebut (misalnya phthalate). Diperkirakan ada lebih dari 3000 bahan kimia sintetis yang dipergunakan sebagai perfume. Sebagai gambaran, setidaknya ada 30-150 bahan perfumedalam sabun, dan 200-500 bahan perfumepada kosmetik. Belum termasuk bahan aditif lainnya.

Kemunculan wewangian ini sebenarnya sudah ada ribuan tahun lalu sejak zaman Mesir kuno. Namun pada masa itu, sumbernya masih alami misalnya bunga atau kayu. Saat ini kita masih mengenalnya melalui kehadiran essential oil, yaitu cairan aromatik pekat yang diperoleh dari proses ekstraksi tumbuhan. Namun seiring perkembangan teknologi, bahan alamiah ini mulai digantikan dengan bahan sintetik. Alasannya? Tentu karena biaya produksinya jauh lebih murah dan mudah didapatkan dalam skala yang besar. Selain itu, ada bau tertentu yang tidak bisa kita dapatkan dari tanaman aslinya. Misalnya wangi apel. Berbeda halnya dengan mawar, kita tidak bisa mengekstrak apel untuk mendapatkan minyak ekstraknya. Oleh sebab itu, para ilmuwan mencoba mereplikasi wangi buah apel ini melalui bahan sintentik yang mampu menghasilkan bau yang mirip.

Dampak Penggunaan Fragrance pada Tubuh

bahaya fragrance
credit: freepik.com

Sayangnya tanpa kita sadari, harga yang harus kita bayar oleh fragrance sintetik ini mungkin tidak ‘semurah’ harganya. Penelitian menyebutkan aplikasi perfume dapat memicu munculnya iritasi dan alergi pada kulit, serta gejala migrain dan asthma. Penelitian lainnya juga mendukung temuan tersebut dan menemukan beberapa bahan yang termasuk perfume (Evernia furfuracea, Evernia prunastri, HICC, cinnamal) positif menyebabkan dermatitis (alergi kulit) pada pasien eczema. Bahan lain (seperti Linalool, Limonene, Geraniol, Benzyl benzoate, Methyl 2-octynoate) ditemukan menyebabkan iritasi pada kulit.

Selain itu, beberapa jenis bahan dalam fragrance tidak hanya berupa perfuming agent tetapi juga bahan aditif lain yang meningkatkan fungsi dari perfuming agent tersebut, seperti diethyl phthalate (DEP). DEP biasa digunakan untuk membuat aroma perfume bertahan lebih lama. DEP disinyalir memiliki efek negatif, seperti mengganggu kerja sistem endokrin (hormon), metabolisme dan reproduksi. Oleh karena itu, penggunaan perfume pada ibu hamil biasanya tidak dianjurkan. Phthalate juga ditemukan berkorelasi dengan munculnya obesitas dan gangguan kerja insulin pada laki-laki.

Meskipun demikian, terdapat juga penelitian yang menemukan tidak adanya efek perfume dalam memunculkan alergi atau asthma. Yes. Masih terdapat perbedaan temuan penelitian terkait penggunaan perfume sintetik terkait gangguan pada kesehatan pada manusia. Oleh karena itu, tentunya berbagai temuan tersebut masih perlu diteliti secara lebih lanjut. Namun tidak ada salahnya bagi kita untuk menghindari beberapa bahan aditif seperti phthalate misalnya, karena adanya risiko mengganggu kerja hormon tubuh seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Sayangnya, dilema terkait perfume ini adalah fakta bahwa produk seringkali hanya menuliskan ‘fragrance’ dalam komposisi produk tanpa menjelaskan lebih jauh detail bahan yang terkandung, karena dianggap sebagai ‘rahasia’ brand yang membuatnya. Padahal ada lebih dari 3000 bahan yang termasuk sebagai perfume! Oleh sebab itu, sulit bagi kita, konsumen, untuk mengetahui bahan apa saja yang menjadi campuran perfume, termasuk bahan aditif lainnya yang ditambahkan untuk mendukung/meningkatkan fungsi salah satu bahan.

Dampak Fragrance terhadap Lingkungan

Fragrance dalam produk yang disemprot, misalnya parfum (minyak wangi) berpotensi terlepas ke udara dan mencemari udara di sekitar kita dengan bahan kimiawi berbahaya yang terkandung di dalamnya. Demikian pula, penggunaan produk perawatan sehari-hari seperti sabun misalnya, berpotensi melepas komponen perfume dan mencemari air. Selain potensi terlepas ke lingkungan, bahaya lingkungan perfume juga timbul dari proses dan cara pembuatan bahan komposisinya. Sebagian bahan pembuat fragrance merupakan senyawa aromatik yang dibuat dari turunan minyak bumi, misalnya ester. Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak sustainable karena tidak dapat diperbaharui. Namun tidak hanya bahan sintetik, bahan natural dalam perfume pun bisa berpotensi membahayakan lingkungan, misalnya musk atau ambergris yang berasal dari hewan. Tidak jarang bahan tersebut didapatkan dengan membunuh hewan.

Temukan pada Label Kemasanmu

bahaya fragrance
Credit: Hannah Choi/Allure.com

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, fragrance dapat terdiri dari campuran berbagai jenis bahan kimia aromatik tertentu berikut dengan bahan aditif lainnya yang ditambahkan ke dalamnya. Namun tidak wajib dituliskan karena dianggap menyangkut ‘rahasia’ formulasi produk. Biasanya formulator atau brand produk hanya akan menuliskannya sebagai fragrance” atau “perfume” atau “aroma”. Jika kamu menemukan istilah ini pada label kemasan, artinya produk yang kamu gunakan mengandung perfume.

Namun, lembaga seperti EU Cosmetic Directive mengatur bahwa 26 jenis bahan dalam perfume pada list di bawah ini harus dituliskan namanya dalam label kemasan apabila konsentrasinya dalam produk melebihi 10 ppm (in leave-on) atau 100 ppm (in rinse-off), karena berpotensial sebagai allergen (memicu alergi).

Adapun ke-26 bahan tersebut adalah: Evernia furfuracea, Evernia prunastri, HICC, Cinnamal, Isoeugenol, Cinnamyl alcohol, Hydroxycitronellal, Hexyl cinnamal, Farnesol, Butylphenyl methylpropional, Citral, Eugenol, Amyl cinnamal, Coumarin, Benzyl salicylate, Benzyl alcohol, Anise alcohol, Amylcinnamyl alcohol, Citrinellol, Linalool, Limonene, Geraniol, Alpha-isomethyl ionone, Benzyl benzoate, Methyl 2-octynoate, Sorbitan sesquioleate

Solusi dan Alternatif

Kamu dapat memilih produk dengan label fragrance-free, artinya TIDAK menggunakan perfume apapun dalam komposisinya, termasuk aditif lain yang berfungsi menutupi aroma tertentu. Hal yang perlu diperhatikan unscented itu berbeda dengan fragrance-free ya. Unscented artinya tidak beraroma. Tapi ada kemungkinan perfume ditambahkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan aroma tertentu dari bahan yang digunakan, sehingga tercipta produk unscented.

Pilihan lainnya, perfume juga dapat digantikan oleh essential oil sebagai alternatif wewangian yang alami. Salah satu kelebihan essential oil adalah efek terapi yang dimilikinya. Meskipun alami, yang perlu diingat adalah essential oil memiliki konsentrasi yang sangat pekat. Oleh sebab itu, penggunaannya juga tidak boleh sembarangan, khususnya terkait dosis dan cara pakainya.

Disinilah pentingnya memilih brand dan formulator terpercaya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada ribuan jenis bahan yang dikategorikan sebagai perfume. Sebagai konsumen, tidak mudah bagi kita untuk mengeceknya kan? Oleh sebab itu, dengan mengenal brand dan formulator produk yang kamu gunakan, kamu bisa menilai value dan kredibilitas formulator tersebut. Formulator yang baik tentu tidak akan sembarangan dalam membuat produknya, terlebih jika digunakan untuk orang lain. Sehingga klaim yang dibuat, misalnya ketika ia menuliskan fragrance-free, dapat dipertanggung-jawabkan. Di Sustaination, kamu juga dapat melihat berbagai opsi produk perawatan kulit dan kecantikan dari brand lokal terpercaya, yang kemasannya pasti minim sampah juga!


Jadi gimana, sudah yakin dan siap beralih dari fragrance ke alternatif lain yang aman bagi tubuh dan kulit cantikmu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *