Fast Fashion: Menilik Sisi Kelam yang Tak Banyak Diketahui

fast fashion

Fast fashion, sebuah istilah yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya namun kemungkinan besar Anda telah menjadi salah satu pencinta industri yang satu ini. Tren budaya Fast Fashion sendiri hadir seiring dengan pola konsumsi masyarakat terhadap produk fasyen. Jika biasanya model pakaian hadir setiap season atau bergantung pada musim, fast fashion memiliki waktu yang relatif lebih cepat. Juga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar, tanpa kita sadari Fast Fashion seperti Zara, H&M, dan lainnya dalam satu tahun telah menyumbang:

  • Emisi Karbon hingga 1.715 juta ton dalam setahun
  • 72 juta ton limbah dan sampah
  • Menghabiskan hingga 79 miliar kubik air bersih 
  • Mengeksploitasi jutaan buruh dengan melanggar upah minimum dan pekerja dibawah umur

Apa itu Industri Fast Fashion?

fast fashion

Fast Fashion adalah konsep industri fashion dimana produsen membuat dan menjual aneka model produk siap pakai dalam waktu cepat dan harga yang terjangkau. Dengan pergantian pakaian hitungan minggu saja, mendukung konsumen untuk lebih konsumtif dalam membeli pakaian sehari-hari. Sebagai contoh, ada beberapa brand yang banyak kita temui di pusat perbelanjaan seperti Zara, H&M dan Uniqlo, merilis hingga ratusan model baru dalam hitungan bulan. Gaya hidup yang kemudian membuat orang begitu berhasrat untuk membeli banyak pakaian baru, dengan masa pakai yang relatif singkat, sebab mengikuti trend yang sedang ada saat itu. 

Sadari Ancaman Fast Fashion!

Dengan membeli dan memakai produk Fast Fashion, berpakaian bukan lagi soal nyaman atau kebutuhan hidup. Hasrat menjadi semakin kuat dengan hadirnya media sosial, yang ikut mendorong orang-orang untuk memamerkan setiap apa yang mereka kenakan. Pakaian model terbaru, tas yang sedang ngetren, atau sekedar produk murah yang mungkin menyimpan banyak cerita dibalik produksinya. Hingga akhirnya kita mau menyadari bahwa Fast fashion membawa berbagai sisi kelam dan ancaman serius ini:

Menghasilkan sebanyak 1.715 juta ton gas rumah kaca per tahun

Dalam proses produksinya, pabrik-pabrik fast fashion menghasilkan jutaan ton gas karbon dioksida yang pada akhirnya terus menumpuk, meningkatkan suhu dan memperparah kondisi iklim di bumi. Akibatnya? aneka bencana alam (karena kondisi yang tak lagi seimbang) semakin intens terjadi, mulai dari banjir bandang, kebakaran hutan, dan lain sebagainya yang tanpa kita sadari melibatkan campur tangan manusia. Kalau dibiarkan berlarut, pemanasan global menjadi semakin mustahil untuk disembuhkan. Semakin sering kita membeli produk Fast fashion, semakin banyak pula pakaian yang akan diproduksi oleh pabrik secara tidak bertanggung jawab.

Eksploitasi tenaga kerja dibawah cukup umur

Telah banyak laporan terhadap perusahaan fast fashion melakukan eksploitasi tenaga kerja dan membayar upah terlalu kecil. Meski begitu masih banyak orang yang belum menyadari. Seperti misalnya pabrik yang memproduksi pakaian Zara di Myanmar, memperkerjakan para buruh harus bekerja 66 jam selama seminggu. Hal serupa terjadi dengan H&M di India dan Srilangka yang menetapkan produksi tidak masuk akal dan mengalami kekerasan ditempat kerja. Sehingga para buruh perempuan bukan hanya tertekan oleh jam lembur tanpa upah, tapi juga oleh ancaman kekerasan seksual yang sudah menjadi masalah sistemik. 

Lalu apa yang bisa kita lakukan? Sebenarnya tak begitu sulit kok! #ThinkBeforeYouBuy Biasakan membeli produk yang benar-benar kita butuhkan. Sebelum memutuskan untuk membeli, kita bisa pikirkan kembali dengan pertanyaan-pertanyaan diagram flow di bawah ini:

Belilah jika memang Kamu sudah yakin, bahwa Kamu membutuhkannya dan barang itu memang penting. Akan jauh lebih baik jika Kamu memilih barang-barang yang lebih tahan lama dan bisa bisa dipakai berulang untuk jangka waktu lama. Kamu juga bisa mencoba fashion daur ulang, renew pakaian lama dan mencoba trend upcycle tak lupa thrifting menjadi hal yang menyenangkan. Kamu bisa mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau!

Nah bagaimana dengan kamu, apakah sudah siap beralih dari fast fashion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *