Adakah diantara kalian yang membaca artikel ini pernah berbelanja di webshop sustaination? Kalau kamu pernah berbelanja di webshop sustaination, kamu akan mendapatkan paket minim sampah, yaitu yang most of the time dikemas secara less waste.
kenapa most of the time? iya, kadang-kadang pihak kurir suka dengan “berbaik hati” menambahkan plastik untuk melingdungi paket yang kami kirimkan. Kalau sudah begini, mohon plastik dari kurir ini kalian gunakan lagi ya!
Mengapa Paket Minim Sampah itu Penting?
Transaksi belanja online di salah satu marketplace Indonesia saja bisa mencapai 200,000 transaksi per hari! (1). Kebayang ngga sih dengan berapa jumlah sampah dari transaksi ini dikarenakan cara pengemasan yang berlebihan dan berfokus hanya pada single use — asal paket jualan sampai ke pembeli dengan selamat. Sering kali kita lupa bahwa sebagai penjual dan pembeli kita juga harus bertanggung jawab pada kemasan yang turut menyertai produk yang kita kirimkan. Oleh karena itu, buat kalian yang punya bisnis online, yuk kita kemas produk kita dengan aman dan juga tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.
Tips Mengemas Paket Minim Sampah
1. Menggunakan kardus bekas
Sebisa mungkin kemas paketmu dengan kardus bekas. Jika memang tidak memungkinkan (karena estetika dan brand), coba gunakan kardus yang dapat di daur ulang. Ciri kardus yang bisa di daur ulang itu cuma satu kok: tidak ada lapisan mengkilapnya. Iya, kardus normal berwarna coklat itu!
2. Menggunakan selotip plastik bekas
Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan selotip plastik adalah dengan menggunakan kembalu selotip plastik yang kita dapatkan dari supplier kita.
Yup, you read it right! it’s doable but it takes time and energy. Baca cerita lengkapku menggunakan selotip plastik bekas disini.
3. Menggunakan alternatif selotip plastik atau kertas
Mana yang lebih baik, selotip kertas atau selotip plastik? Banyak yang mengira bahwa selotip kertas dengan lem adalah pilihan yang lebih baik daripada selotip plastik.
The answer is NOPE. None of them are OK.
Belakangan aku baru tau kalau ternyata selotip kertas dengan lem itu tidak bisa di daur ulang karena lem dengan bahan dasar kimia / sintestis.
Shock ngga? sedih sih karena aku pikir ini pilihan yang baik. Tapi, tenang, when there is a will there is a way kok! berikut alternatifnya:
– Lem tapioka / kanji /aci
Lem berbahan ini lebih ccok digunakan untuk kamu yang ingin mengirimkan barang dengan menggunakan amplop kertas. Cara membuat lem tapioka ini sangat mudah! Kamu bisa membuatnya sendiri dirumah. Simak caranya disini.
– Gummed tape atau Lakban Air
Selotip jenis ini terbuat dari kertas daur ulang. Cara menggunakan selotip jenis ini sangat mudah yaitu kita cukup menempelkan selotip ini dengan menggunakan air. Karena selotip ini tidak menggunakan lem berbahan kimia sintetis, selotip ini bisa di daur ulang 100% lho!
4. Mengganti bubble wrap dengan alternatif ramah lingkungan
Bagaimana dengan barang pecah belah? again, when there is a will there is a way. Cobalah untuk berpikir kreatif dan lihat benda-benda yang ada di sekliling kita, kita tidak selalu harus bergantung dengan bubble wrap plastik! Ini beberapa alternatifnya:
– Shredded paper
Shredded paper ini bisa diperoleh dengan sangat mudah kalau kamu punya teman/kerbata/keluarga yang bekerja di kantor! all you need to do is ask 🙂
– Kardus bekas
Kardus bekas juga bisa digunakan menjadi alternatif bubble wrap. Kita hanya perlu membungkus barang pecah belah yang ingin kita kirimkan dengan kardus bekas beberapa kali sampai barang yang ingin kita kirimkan terlindungi dengan baik.
– Corrugated carton paper
Alternatif ini terbuat dari kertas karton yang diberi lubang untuk memberikan efek elastis. Sayangnya alternatif ini tidak banyak dijumpai di Indonesia.
– Box telur
Alternatif berikutnya bisa kita jumpai di supermarket atau pasar, yaitu tempat telur yang berbahan dus. Jenis bahan ini bisa di daur ulang atau dikomposkan.
– Sabut kelapa
Last but not least, sabut kelapa. Ini opsi yang paling aku suka! karena selain mudah sekali didapatkan sabut kelapa bisa dimanfaatkan jadi berbagai hal, misalnya menjadi alat untuk menyikat peralatan dapur dan bersih-bersih rumah! Setelah masa pakainy habis, sabut kelapa bisa dikomposkan. Sabut kelapa bisa didapatkan dengan mudah di pasar, dan biasanya gratis!
5. Menggunakan plastik yang dapat dikompos (home-compostable plastic)
Jika kamu masih membutuhkan kemasan plastik untuk produkmu, misalnya untuk produk baju, Kamu bisa menggunakan plastik berbahan tanaman yang bisa dikomposkan di rumah. Ingat, pilih plastik yang bisa dikomposkan, bukan bisa terurai atau biodegradable, misalnya sejenis plastik oxo atau oxium. Jenis plastik oxo atau oxium tidak dapat di komposkan dan akan terurai menjadi mikroplastik yang mencemari lingkungan sekitar.
Punya ide lain untuk zero waste packaging? atau masih ada yang terlewat? let me know, I’d be happy to add more in the list 🙂
Saya ingin menanyakan, bagaimana jika kita ingin berjualan yang menggunakan wadah seperti salad. Apakah ada wadah yang dapat di daur ulang namun harga murah dan aman untuk makanan?
ada kak, paper bowl eco lid. itu piring mangkok terbuat dari kraft paper yang biodegradable dan eco friendly serta aman digunakan untuk menyimpan makanan. sama2
Yup, superfaedah banget baca ini. Baru tau aja kalo ada gummed tape hehe.