Halo semua! Sebelumnya kami mau mengucapkan terima kasih untuk dukungan dan antusiasmenya selama satu tahun ini untuk Sustaination! Perjalanan menjalani dan membagikan perubahan cara Sustainable Living tentu bukan hal yang umum dilakukan, tetapi dukungan teman-teman semua selama ini membuatnya menjadi masuk akal serta menyenangkan.
Sustaination bergerak untuk membuka paradigma baru mengenai cara hidup berkelanjutan (sustainable living) yang mudah dilakukan dan dapat dijangkau oleh semua kalangan.
Kami menyadari adanya stigma mengenai cara hidup berkelanjutan yang terkesan angkuh, eksklusif, serta tidak dapat diaplikasikan dengan mudah dan sederhana. Maka kami ada disini, (dan kamu membaca tulisan ini) untuk membantu teman-teman semua mengubah cara hidup yang lebih berkelanjutan, selangkah demi selangkah.
Kami percaya langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten akan memberikan dampak kepada dunia.
Maka untuk kami, cara hidup berkelanjutan dapat dimulai dengan mengubah diri sendiri. Berikutnya mungkin mengubah rumah sendiri. Start small, and start from within.
Di Sustaination, Kami percaya Cara Hidup Berkelanjutan berdasar pada satu tujuan: menjalani kehidupan positif karbon, dengan cara hidup berkesadaran dan menghidupkan kearifan lokal, serta memenuhi satu syarat penting yaitu mudah dilakukan dan terjangkau oleh semua kalangan.
Mari kita jabarkan satu per satu di sini.
Menjalani kehidupan positif karbon
Dalam blogpost sebelumnya, teman-teman sudah membaca mengenai apa itu jejak karbon dan bagaimana efeknya pada perubahan di bumi (yang menghasilkan krisis iklim). Banyak sekali dari aktivitas sehari-hari yang kita lakukan ternyata menghasilkan jejak karbon yang cukup besar.
Apakah lalu kita harus berhenti total dari aktivitas-aktivitas tersebut? Tentu tidak! Beberapa dari aktivitas tersebut memang tidak bisa dihindari seperti mandi, memasak, commuting ke tempat kerja, sampai mengirim e-mail.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Kurangi aktivitas yang menghasilkan banyak jejak karbon dan perbanyak aktivitas yang memberi dampak ‘membayar’ jejak karbon yang kamu hasilkan tersebut.
Kamu bisa mengurangi minum boba dan kopi susu hits, menggunakan moda transportasi umum untuk berangkat dan pulang kerja, serta mandi dengan air yang lebih sedikit. Masuk akal, bukan? Dengan tiga langkah kecil tersebut, kamu sudah bisa mengurangi jejak karbonmu dalam sehari.
Langkah berikutnya adalah dengan menyempatkan waktumu ‘membayar’ jejak karbon yang kamu hasilkan misalnya dengan menanam pohon dan berdonasi pada aktivitas reforestasi.
Pada intinya, tidak perlu menjadi contoh ekstrim dengan tiba-tiba berhenti melakukan aktivitas tertentu, tetapi sebaiknya kita mulai ‘aware’ untuk menghitung jejak karbon pribadi kita dan berfokus mengurangi dampaknya.
Menjalani hidup dengan sadar
Hidup dengan sadar berarti hanya mengambil, membeli, atau melakukan sesuatu yang memang dirimu benar-benar perlukan. Dengan cara ini, kamu dapat memotong jejak karbon dari hal-hal yang tidak terlalu esensial untuk hidupmu.
Bagaimana sih, caranya hidup dengan sadar? Caranya cuma satu: bertanya pada dirimu sendiri.
Apakah aku memerlukannya? Apakah ada barang lain yang sudah kumiliki dengan fungsi yang sama?
Selain itu, memilih barang dengan model klasik dan kualitas baik tentu akan berfungsi lebih lama dibandingkan dengan barang-barang yang sedang trend tetapi kualitasnya kurang baik. Mungkin harga yang harus kamu bayar di depan memang sedikit lebih mahal, tetapi itu juga akan menghemat uangmu selama beberapa tahun ke depan karena tidak perlu membeli yang baru lagi. Selain itu, lebih lama masa pakai suatu barang, maka lebih lama juga waktu sebelum ia jadi sampah. Tentu ini berdampak sangat baik pada lingkungan.
Sustainable Living Menghidupkan kearifan lokal
Siapa di sini yang masih ingat dengan rantang stainless bertumpuk yang biasa dibawa ketika piknik keluarga? Atau dengan kue-kue basah lezat yang dibungkus rapi menggunakan daun pisang, membuatnya harum serta ramah lingkungan?
Atau dengan budaya membuang sampah (organik) ke kumpulan pohon pisang, menjadikannya terurai dengan cepat?
Kebudayaan Indonesia yang sangat kaya ternyata menyimpan banyak kearifan lokal yang – secara mengejutkan – sangat selaras dengan alam. Bersikap secukupnya dan tidak menggunakan plastik sekali pakai tentu merupakan langkah besar yang membantumu mengurangi dampak negatif jejak karbon dalam keseharian.
Sustainable Living Mudah dilakukan dan terjangkau oleh semua kalangan
Mari patahkan stigma bahwa perubahan cara hidup menjadi lebih sustainable adalah permainan kelas menengah ke atas, yang hidupnya sudah nyaman dan memiliki banyak sumber daya untuk melakukan perubahan.
Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya, perubahan cara hidup secara lebih sustainable dapat dilakukan sejak dalam pikiran! Hidup dengan sadar, membeli lebih sedikit, menanam lebih banyak, dan menghidupkan kembali jejak-jejak kearifan lokal yang mendukung cara hidup sustainable tentu bisa dilakukan oleh siapa saja; termasuk teman-teman yang hidup di perantauan atau kos-kosan.
Mulailah dengan yang ada. Tidak perlu membeli peralatan ‘minim sampah’ yang baru. Gunakan peralatan makan, kotak makan siang, dan botol minum yang ada di rumah. Bawa tas atau keranjang yang sudah kamu miliki. Gunakan kain atau selendang lebar untuk membungkus rantang makanmu.
Langkah-langkah kecil dan mudah ini tidak sepele, karena ia akan membawamu ke perubahan lain yang lebih besar. Tanpa sadar kamu akan mulai menghentikan penggunaan pembalut sekali pakai, mengompos, dan berhenti menggunakan kantong plastik sekali pakai. One small thing leads to another big thing. Jadi jangan berhenti, lakukan yang kamu bisa, dengan apa yang kamu punya.
-
Komposter Ember Sustaination 25 LRp 299.000
-
Selotip Kertas (Lakban Air) – Compostable Gummed TapeRp 35.900 – Rp 48.900
Sustaination bergerak untuk meluaskan cara hidup sustainable untuk diadaptasi oleh semua orang, karena kami mengerti bahwa merawat bumi sungguh harus dilakukan bersama-sama.
Jadi, apa sustainable living menurut kamu? dan apa langkah kecil hidup berkelanjutanmu hari ini?
semua kembali kepada kesadaran masing-masing pribadi ketika dia/mereka paham bahwa masih ada generasi penerus yang akan menjalani hidup dengan warisan yang baik, terima kasih mau berbagi dan tetap semangat