Greenwashing adalah upaya untuk seolah-olah memiliki usaha untuk terlihat ramah lingkungan padahal pada faktanya justru sebaliknya . Suatu produk dapat mengklaim diri sebagai produk ramah lingkungan ketika semua unsur produk tersebut telah memenuhi persyaratan dan terbukti tidak mencemari lingkungan. Mulai dari bahan kemasan produk hingga isi produknya aman untuk lingkungan, hingga akhir pembuangan produk yang bertanggung jawab untuk berkomitmen daur ulang
Selain itu proses produksi skincare juga tidak boleh melebihi batas aman pencemaran lingkungan. Ketika semua proses dari hulu ke hilir ini telah terbukti hijau, barulah suatu produk boleh mengeklaim diri sebagai produk ramah lingkungan. Namun, greenwashing skincare adalah sebaliknya. Label ramah lingkungan disematkan pada kemasan dan digaungkan dalam pemasarannya, padahal produk tersebut tidak ramah lingkungan.
Mengapa mereka melakukan strategi itu?
Dengan semakin gencarnya produk dipasaran dan isu krisis iklim, masyarakat semakin sadar tentang pentingnya menjaga lingkungan dan lebih memilih produk yang tidak mencemari lingkungan. Adanya sikap inilah yang membuat produsen skincare berusaha sekuat tenaga memanfaatkannya dengan cara yang keliru.
Memasarkan produk dengan greenwashing sangat tidak etis karena sama saja dengan menyebarkan informasi yang menipu. Dilansir dari merdeka.com, Greenwashing skincare tidak sesuai dengan aturan undang-undang komisi perdagangan federal (FTC) A.S. yang melarang perusahaan menyebarkan informasi palsu. Seorang konsumen akan merasa benar-benar ditipu ketika mereka membeli produk berlabel ramah lingkungan namun bahan-bahan penyusun di dalamnya justru merusak lingkungan.
Ciri-ciri Greenwashing Skincare
Untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap produk greenwashing ini, mari kita uraikan ciri-ciri greenwashing skincare yang terjadi di sekitar kita:
- Seringkali menggunakan bahasa yang ambigu dan tidak spesifik, seperti “ramah lingkungan”
Bukankah terlalu luas untuk menuntut penjelasan dari dua kata sakti “ramah lingkungan”? Kita paham bagaimana ramah lingkungan itu, namun istilah ini memiliki makna yang cukup luas. Ramah lingkungan seperti apa yang dimaksud oleh klaim produk tersebut? Hal itulah yang sulit untuk kita pahami dan kejar buktinya. Produk dengan klaim seperti ini perlu kita waspadai sebelum mereka menyajikan bukti atas klaimnya.
- Tidak ada bukti dari klaim yang digembor-gemborkan
Pembeda greenwashing skincare atau bukan, terletak pada ada tidaknya bukti untuk mendukung klaim yang dibuat. Bila klaim ramah lingkungan benar-benar dilakukan dan ada buktinya, maka upaya promosi dan label tersebut jelas bukan greenwashing melainkan sungguh-sungguh produk yang ramah lingkungan. Namun, bila tidak ada bukti produk hijau, maka klaim tersebut adalah greenwashing. Contohnya seperti skincare yang mengeklaim ramah lingkungan, namun kemasan yang dipakai adalah plastik yang tidak mudah hancur puluhan tahun ke depan.
Lalu bagaimana produk skincare yang benar-benar ramah lingkungan? Skincare yang ramah lingkungan akan menggunakan bahan-bahan yang alami seperti merek Yagi, Botanina, Aquila dan lain-lain. Sebagian lainnya juga bahkan juga hanya menggunakan kemasan yang mudah didaur ulang atau menerapkan sistem refill, sehingga kemasan tidak langsung terbuang. Sehingga produknya tidak menyebabkan penumpukan sampah dan pencemaran terhadap tanah maupun lautan!