Dilansir dari okezone.com, Taman Nasional Death Valley, California, Amerika Serikat mencatat rekor dengan suhu tertinggi pada tahun 2020 mencapai 54,4°C. Bisa dibayangkan betapa panasnya merasakan suhu setinggi itu, jika biasanya orang Indonesia sudah kegerahan dengan suhu 36-37°C. Tentu saja suhu ekstrim itu membawa banyak kesulitan untuk orang-orang yang tinggal disana dan sekaligus menuntut para peneliti untuk terus mempelajari perubahan iklim. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bahkan mengungkapkan bahwa suhu tinggi akibat gelombang panas rata-rata menyebabkan angka kematian jauh lebih banyak daripada cuaca ekstrem lain di Amerika Serikat.
Perubahan iklim yang terus terjadi dan semakin parah tiap tahunnya mendorong berbagai negara untuk serius mencari solusinya bersama-sama. Kelompok peneliti perubahan iklim Intergovernmental Panel Climate Change (IPCC) pun dibentuk dengan tujuan untuk mencari tahu sebab dan solusi mencegah perubahan iklim yang semakin ekstrem ini. Kelompok peneliti ini dibentuk sebagai upaya untuk menyelamatkan kehidupan bumi sebelum segalanya terlambat.
Berikut ini adalah beberapa temuan dari laporan tim peneliti perubahan iklim yang dapat menjadi acuan kita untuk ikut berperan mencegah perubahan iklim:
Penyebab Terbesar Perubahan Iklim
Setelah melalui berbagai pengamatan dan penelitian, dalam laporan IPCC tim peneliti sepakat bahwa faktor terbesar yang mempercepat perubahaan iklim adalah meningkatnya gas emisi rumah kaca. Gas ini yang semakin tebal menyelimuti atmosfer yang membuat panas matahari terperangkap, sehingga suhu bumi makin memanas. Hal inilah yang menjadi sebab dari berbagai kerusakan lebih lanjut.
Maksimal Kenaikan Suhu Bumi
Peneliti IPCC menetapkan batas maksimal pemanasan global pada suhu 1,5 derajat celcius. Bila batas ini dilanggar, perubahan iklim akan semakin tidak terkendali dan pada tahap itu kerusakan yang terjadi sudah semakin sulit diatasi. Oleh karenanya, semua pihak harus turut serta secara aktif dalam upaya pencegahan ini.
Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim membawa banyak sekali kerugian untuk kehidupan manusia. Suhu yang memanas menyebabkan kemarau lebih panjang dan lebih panas dari sebelumnya. Suhu yang terlampau panas dapat memicu kebakaran hutan dan kematian flora fauna yang gagal beradaptasi. Kematian flora yang terjadi serentak akan berakibat ketidakseimbangan ekosistem dan memicu bencana alam. Selain itu, kematian fauna dalam jumlah banyak sangat merugikan manusia karena kehilangan salah satu sumber pangan.
Apa yang Perlu Dilakukan?
Kita harus segera beradaptasi dengan kehidupan dimana iklim terus berubah. Adaptasi ini maksudnya mulai menerapkan cara hidup yang berbeda. Cara hidup yang kita jalani harus lebih ramah lingkungan dan memiliki kesadaran tinggi bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut mencegah perubahan iklim yang semakin parah.
-
Product on salePaket Komposter 25 Liter untuk Pemula dengan Sekop LipatRp 359.000 – Rp 439.000
-
OrganiCup Menstrual Cup – Official Stockist IndonesiaRp 399.900
Kita bisa memulainya dengan membeli produk-produk ramah lingkungan. Yaitu produk-produk yang berbahan organik, bebas dari bahan kimia yang mencemari lingkungan dan produk yang bisa dipakai ulang. Kenapa? Karena produk seperti itu membuat kita memproduksi lebih sedikit sampah. Dengan begitu lebih besar peluangnya pencegahan perubahan iklim untuk sukses dan mengembalikan kondisi alam membaik seperti sebelumnya!