Apakah Anda sadar bahwa selama ini sering “memakan” plastik? Kebanyakan mungkin akan mengelak, karena tidak merasa bahwa telah memakan plastik. Lagipula memang terdengar aneh, mengingat plastik bukan salah satu makanan, sulit dicerna dan rasanya pun pasti tidak enak. Tapi faktanya kita selama ini memang telah makan plastik!
Bagaimana Bisa “Memakan” Plastik?
Para peneliti di Universitas Kedokteran Wina dan Badan Lingkungan Hidup Austria salah satu yang menemukan bahwa manusia saat ini telah mengonsumsi plastik. Mereka secara konsisten menemukan partikel polypropylene (PP) dan polythene-terephthalate (PET) dalam sampel tinja manusia.
Partikel-partikel mikroplastik tersebut bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui:
- Mikroplastik bisa dengan mudah dianggap oleh ikan sebagai makanannya dan selanjutnya kita konsumsi
- Kontaminasi mikroplastik bahkan bisa lebih tinggi pada hewan sejenis kerang dan tiram
- Partikel mikroplastik juga bisa mudah masuk melalui garam laut, apalagi jika jumlah limbah plastik banyak dibuang ke laut. Bahkan ketika diteliti, mencapai angka 600 partikel mikroplastik per kilogramnya!
- Minum melalui botol kemasan sekali pakai juga menjadi jalan hingga 44 partikel mikroplastik per liter-nya
- Debu yang kemudian menempel di makanan yang kita simpan juga bisa mengantarkan hingga 70 ribu partikel mikroplastik!
- Kemasan makanan berbahan plastik juga bisa menjadi salah satu media
Data terbaru menunjukkan rata-rata orang menelan sekitar 2 ribu partikel mikroplastik setiap minggunya! Hal ini bisa jadi lebih buruk ketika kita sering mengkonsumsi makanan atau minuman panas yang dikemas atau menggunakan wadah plastik. Karena itu akan melepaskan racun yang pada akhirnya langsung terserap oleh tubuh. Bagaimana dampaknya?
Bahaya Makan Plastik
Melalui beragam penelitian telah ditemukan bahwa plastik yang masuk atau terserap oleh tubuh kita, bisa menimbulkan dampak negatif berikut ini:
- Makanan atau minuman panas dalam wadah plastik bisa menyebabkan pelepasan bahan kimia berbahaya Bisphenol A yang bisa mengganggu hormon tubuh dan memicu sel kanker payudara. Hal itu yang dianggap peneliti membuat saat ini lebih banyak ditemukan penderita kanker payudara di bawah usia 40 tahun.
- Mikroplastik yang mengganggu hormon tersebut, menurut penelitian dalam International Journal of Environmental Research dan Public Health, bisa menyebabkan masalah lanjutan seperti penyakit Jantung.
- Bahkan beberapa penelitian dalam Jurnal Fertility and Sterility (2016) juga menghubungkan antara gangguan hormon tersebut dengan tingkat kesuburan pria atau wanita.
- Selain masalah pada jantung, gangguan hormon tersebut juga bisa memicu obesitas. Terutama jika mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, yang pada akhirnya mendorong tubuh untuk menyimpan lebih banyak kalori dan meningkatkan jumlah sel lemak.
Kesehatan kita menjadi tanggung jawab kita sendiri, bukan orang lain. Memang sangat disayangkan bahwa lingkungan kita sudah banyak tercemari oleh plastik. Tapi selalu ada kesempatan untuk kita hidup lebih sehat dengan Diet Free Plastic seperti:
- Tidak membeli makanan atau minuman dengan bahan kemasan plastik, terutama jika makanan atau minuman panas. Cari produk alternatif lain yang kemasannya organik atau sejenisnya, misal seperti kemasan dari plepah pisang.
- Kamu juga bisa coba membawa wadah sendiri dari bahan kaca atau bahan lain seperti keramik. Untuk membawa barang belanjaan, bisa menggunakan tas pakai ulang seperti tas belanja jaring atau kain.
Selain Kamu bisa lebih menjaga lingkungan, Diet Free Plastic juga akan membantu mengatasi tumpukan sampah plastik yang selama ini menjadi masalah lingkungan. Kamu juga ikut mengamankan nasib hidup jutaan biota laut dan pada akhirnya ikut membantu peningkatan kualitas hidup masyarakat umum. Jadi tunggu apalagi? Beralih sekarang!
Pingback: Memeriahkan Gerakan Global #PlasticFreeJuly, Sustaination Ajak Masyarakat KurangiPlastik Sekali Pakai - Sustaination