Kamu pasti sudah tidak asing lagi jika berbicara tentang kompos. Salah satu upaya untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan sampah organik. Masalah yang sampai saat ini masih menjadi PR besar untuk masyarakat Indonesia. Apa yang orang-orang abaikan selama ini sebagai buangan, berubah menjadi sesuatu yang sangat berguna setelah siap panen. Tapi kalau kita bicara tentang macam-macam panen kompos, Apa Kamu juga tahu? Nah, itulah kenapa disini Sustaination bahas secara khusus tentang jenis-jenisnya lengkap dengan ciri-cirinya!
Apa itu Kompos?
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sisa-sisa buangan makhluk hidup (sampah organik), yang mengandung banyak unsur Nitrogen dan Karbon. Hal itu didapatkan dari proses alamiah pembusukan sampah organik oleh makhluk pengurai aneka jenis mikroba seperti bakteri, jamur dan makhluk kecil lainnya di dalam tanah.
Untuk tahu lebih lengkapnya tentang bagaimana cara dan proses membuat kompos Kamu bisa baca disini.
Ciri-ciri Kompos Siap Panen
Kamu sudah bisa memanen dan memanfaatkan pupuk kompos buatanmu kalau sudah terlihat beberapa ciri-ciri ini nih:
- Warna
Kompos yang sudah benar-benar matang atau jadi akan memiliki warna yang hitam atau cokelat gelap. Termasuk jika sebelumnya sampah organik yang Kamu olah masih berwarna hijau, jika kompos sudah jadi, sepenuhnya akan menjadi cokelat tua atau hitam seperti tanah. Selain itu Kamu juga bisa melihat kalau tidak ada lagi hewan-hewan kecil atau pengurai seperti belatung di kompos Kamu.
- Bau
Nah, soal aroma juga bisa mnejadi tanda apakah komposmu sudah jadi atau belum. Kalau Kamu dekatkan kompos ke hidung dan masih tercium aroma yang busuk khas sampah, itu berarti kompos Kamu belum jadi. Karena kompos yang matang akan mengeluarkan bau khas seperti tanah. Bahkan meskipun yang Kamu olah dalam kompos itu adalah sisa buah dan sayur busuk, aroma busuknya akan hilang setelah kompos matang.
- Tekstur atau Bentuk
Coba Kamu remas karena kompos yang sudah benar-benar matang memiliki tekstur yang agak lembab, tidak basah tapi juga tidak kering. Selain itu, suhunya juga sudah sama dengan suhu ruang, sehingga tidak terasa lebih dingin ataupun panas ketika menempel di kulitmu.
Kalau kompos Kamu sudah memenuhi tiga ciri-ciri itu, berarti Kamu sudah bisa memanen untuk menggunakannya atau bahkan menjualnya!
Jenis-jenis Panen Kompos
Mungkin ada yang suka mengompos sisa sayur dan buah, ada juga yang banyak mengompos tulang belulang atau sampah daun kering. Dimana masing-masing akan punya ciri khasnya ketika sudah matang lho! Ini dia beberapa jenis kompos:
1. Dominasi Daun Kering
Kalau kompos yang Kamu buat kebanyakan dari sampah daun-daun kering, biasanya tekstur kompos saat masih cenderung kasar, oleh sebab itu kamu membutuhkan cukup banyak bioaktivator ketika mengompos ya! Nah selain itu, kemungkinan besar saat di kompos akan cenderung kering, alias tidak akan ada pupuk cair yang akan dipanen. Alternatif lainnya daun kering juga bisa dihancurkan sebelum proses kompos, dengan diremas-remas atau dicacah.
2. Dominasi Telur, Ampas Kopi, dan material coklat
Beda lagi jika bahan yang Kamu pakai kebanyakan material coklat seperti cangkang telur, ampas kopi, atau sisa gerabah. Jika dibuat menjadi kompos, teksturnya cukup membutuhkan waktu untuk terurai, jadi jangan bingung kenapa 3 minggu pertama bentuknya akan masih cukup utuh, sebaiknya memang diremas-remas sebelum dimasukan komposter ya. Untuk hasil panen paling tidak membutuhkan 4-6 minggu lamanya. Pastikan komposter kamu juga dilengkapi dengan material hijau yang cukup, misalnya dari buah-buahan atau biji-biji-an. Terkadang ada bonus biji yang tumbuh juga loh! Oh ya, untuk pupuk cairnya biasanya memang cenderung bening ke kuningan.
3. Dominasi Sayur dan Material Hijau
Beda lagi untuk jenis sampah organik satu ini biasanya hasil panennya cukup seimbang antara pupuk kering dan pupuk cairnya. Untuk hasil komposnya sendiri, membutuhkan waktu yang relatif singkat selama diimbangi dengan material coklat seperti sekam bakar atau cocopeat, meksi demikian mungkin akan membutuhkan waktu untuk jenis sisa sayur dan buah yang teksturnya cukup keras seperti bonggol jagung, biji mangga, kulit manggis dan lainnya. Tapi tenang aja, biasanya ketika sudah masuk komposter 1-2 bulan, biji besar tersebut akan melunak dan ketika diremas akan lebur dengan sendirinya.
4. Dominasi Makan Basah Sisa Rumah Tangga
Sedangkan kalau Kamu mengompos makanan bahas sisa rumah tangga seperti sisa masakan, mengandung tulang, keju, dan sedikit berminyak, kompos akan jauh lebih berbau menusuk. Oleh sebab itu disarankan untuk mengompos melalui lubang biopori. Meski demikian, kamu tetap bisa mengkompos dengan komposter dengan skala perbandingan 1:2, yaitu 1 sisa sampah rumah tangga dan 2 media tanam seperti serbuk kayu, sekam bakar, cocopeat dan sebagainya selain itu juga membutuh waktu yang lebih lama sampai kompos matang.
So, itulah penjelasan tentang bagaimana jenis-jenis kompos yang ternyata berbeda-beda tergantung dari sampah rumah tangga yang Kamu olah. Selain juga ternyata kompos punya ciri-ciri khas ketika sudah matang dan siap panen. Jadi kapan kompos Kamu panen?
-
Product on salePaket Komposter 25 Liter untuk Pemula dengan Sekop Set 3 PcsRp 359.000 – Rp 439.000
-
Komposter Mini Sustaination 8 LRp 189.000
-
Komposter Ember Sustaination 25 LRp 299.000