Bagaimana sebuah kota dinilai sebagai Kota Berkelanjutan? Predikat ini dapat diperoleh dari penilaian berbasis indikator Universitas Indonesia (UI) GreenCity Metric. Sebelumnya mereka menjalankan UI GreenMetric World University Rangkings untuk memberikan penilaian bagi institusi pendidikan seperti universitas. Namun kemudian mereka mengembangkan indikator untuk melakukan evaluasi pada area yang lebih luas, yakni Kabupaten/Kota.
Lalu kota atau kabupaten mana saja yang mendapatkan predikat berkelanjutan? Baca selengkapnya di bawah ini!
Bagaimana Cara Menilainya?
Ketua UI GreenMetric, Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, menyampaikan bahwa penilaian terhadap kabupaten/kota dilandaskan pada tiga pilar, yaitu Lingkungan Hidup, Ekonomi dan Sosial. Lalu bagaimana dengan bobot penilaiannya?
- Penataan Ruang dan Infrastruktur (16%)
- Energi dan Perubahan Iklim (19)
- Tata Kelola Sampah dan Limbah (19%)
- Tata Kelola Air (15%)
- Akses dan Mobilitas (16%)
- Tatapamong/Governance (15%)
Lalu Kota Mana yang Mendapat Skor Terbaik?
Predikat Kota Berkelanjutan Terbaik di Indonesia dinobatkan kepada Kota Semarang, Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Terbaik kedua adalah kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan Terbaik ketiga adalah kota Padang, Sumatera Barat. Selain itu, UI GreenCityMetric juga memberikan enam penghargaan bagi Kabupaten/Kota terbaik di setiap kategori penilaian.
- Bidang Penataan Ruang dan Infrastruktur: Kota Semarang, Jawa Tengah.
- Bidang Energi dan Perubahan Iklim: Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
- Bidang Tata Kelola Limbah: Kota Madiun, Jawa Timur.
- Bidang Tata Kelola Air: Kota Padang, Sumatera Barat.
- Bidang Akses dan Mobilitas serta Kota Paling Berkelanjutan dalam Bidang Tata Pamong: Kota Kediri, Jawa Timur.
Semarang dinobatkan sebagai Kota Berkelanjutan Terbaik salah satunya karena ciri khasnya yang menerapkan sistem IPAL MBBR. Yaitu sistem Moving Bed Biofilm Reactor yang mirip dengan Activated Sludge tapi dengan campuran media tersuspensi. Selain itu, Semarang juga menerapkan pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos menggunakan tong, bak, Takakura, biopori, serta ecoenzyme.
Tahun ini, UI GreenCityMetric telah diikuti oleh 34 kabupaten/kota dari 16 provinsi. Itu merupakan sebuah awal yang sangat baik pada tahun pertama pelaksanaannya. Diharapkan semakin banyak kota atau kabupaten yang tertarik untuk bergabung ke dalam kompetisi ini. Karena secara otomatis hal itu akan mendorong masing-masing kota untuk bisa menerapkan berbagai indikator sistem hidup berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, isu-isu berkelanjutan yang ada di masing-masing kota atau kabupaten juga lebih mudah dideteksi sehingga bisa mendapat penanganan sedini mungkin!
Sumber: Edukasi Sindonews