10 Tips untuk Kamar Mandi Minim Sampah

Salah satu area yang sangat vital akan produksi sampah di rumah adalah kamar mandi, (yup setelah nomor 1 area yang pertama adalah dapur!). Mengapa kamar mandi? Sebab, kita menggunakan banyak sekali produk-produk perawatan tubuh dalam keseharian kita di kamar mandi. Betul tidak?

Lalu, bagaimana caranya memiliki kamar mandi yang minim sampah?

1. Beralih ke Sikat Gigi Bambu

Satu hal yang selalu kita lakukan di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah atau ke kantor dalah menyikat gigi. Persatuan Dokter Gigi indonesia merekomendasikan untuk menyikat gigi 2 kali sehari, berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, serta mengganti sikat gigi setiap 3 bulan sekali.

Sayangnya, kebanyakan sikat gigi yang beredar dipasaran terbuat dari plastik berbahan polypropylene (PP) dan juga sikat berbahan plastik nylon sehingga sulit didaur ulang. Kebayang dong berapa banyak sampah plastik sikat gigi yang kita hasilkan selama kita hidup? Setidaknya setiap dari kita mengganti sikat gigi sebanyak 300 kali!

Di Amerika Serikat saja, 1 MILYAR sikat gigi plastik terbuang ke TPA! jumlah ini dapat melingkari bumi sebanyak 4 kali putaran lho!

Yuk beralih ke opsi yang lebih ramah lingkungan seperti siwak, atau sikat gigi bambu untuk gigi yang sehat dan bumi yang terawat!

2. Beralih ke Pasta gigi padat

Pasangan sikat gigi sudah tentu adalah pasta gigi. Seperti halnya sikat gigi, pasta gigi dikemas dengan tabung plastik yang sulit untuk didaur ulang. Ditambah bahan-bahan yang terkandung di dalam pasta gigi konvensional banyak berasal dari senyawa-senyawa sintetis seperti paraben, triclosan, sodium laureth/lauryl sulfate (SLS/SLES) dll yang berbahay bagi lingkungan bila memasuki lingkungan perairan, dimana tentu saja kita meggunakan pasta gigi untuk kemudian dibuang melalui saluran pembuangan air id kamar mandi bukan?

Yuk beralih ke pasta gigi padat!

3. Beralih ke Padat!

Lalu saatnya mandi bukan? Sekarang coba lihat di sekeliling kamar mandimu. Shampoo, sabun, sabun cuci muka… semua terkemas di dalam plastik berwarna-warni. Kemasan warna-warni plastik ini bisa jadi tidak dapat di daur ulang karena bergantung pada kemampuan daur ulang masing-masing kota! Bisa jadi, di jakarta menjadi tidak masalah, namun hal ini menjadi masalah di kota-kota lainnya lho!

Selain itu, sabun dan shampo konvensional ini menggunakan bahan-bahan sintetis turunan minyak bumi yang tidak teruraid dan berbahaya bagi lingkungan lho!

Yuk beralih ke sabun dan sampo batang yang berbahan natural! Sampo dan sabun batang natural sudah banyak diproduksi secara lokal lho sehingga sangat membantu menggerakan perekonomian nasional! Baik untuk tubuh, baik untuk bumi #BlueBeauty

4. Katakan tidak pada TISU TOILET

Kebanyakaan Tisu terbuat dari material baru yang merupakan hasil penebangan pohon baru. 1 Ton tisu memerlukan setiaknya 17 pohon dan 75.000 liter air dalam proses produksinya. Ini belum termasuk emisi karbon yang dihasilkan dari proses pengiriman dari satu titik ke titik lainnya!

Menurut EPA, 28% sampah rumah tangga adalah tisu. Tisu mengalami proses yang sangat panjang dan hanya digunakan beberapa detik saja yang akhirnya terbuang ke TPA!

Yuk saatnya kita beralih ke handuk mini. Siapkan beberapa handuk mini u tuk ‘sekali pakai’ dan cuci setiap kali kamu buang air kecil dan besar.

5. Kapas Pakai Ulang

Kapas biasa terbuat dari katun yang diambil dari pohon katun. Proses produksi katun sering kali melibatkan pestisida yang berbahaya untuk lingkungan seperti tanah dan air, dan juga mengancam kesehatan para pekerja perkebunan katun.

Dari panjangnya perjalanan katun menjadi kapas wajah, sayangnya kapas wajah hanya dipakai beberapa detik untuk kemudian dibuang.

Tapi kan bisa dikompos?

Tunggu dulu! Kapas yang hanya terkena keringat dan kotoran bisa dikompos, tapi kapas yang sudah terkena make up, kuteks, dan bahan-bahan sintetis lainnya tidak bisa dikompos lho!

Yuk beralih ke kapas reusable, lembut, dipakai ulang, dan tentunya minim dampak lingkungan!

6. Beralih ke OrganiCup atau Reusable Menstrual Pads

Pembalut adalah salah satu sampah terbanyak yang dihasilkan oleh wanita.

Rata-rata setiap wanita menggunakan lebih dari 16.000 pembalut/tampon/pantyliners selama hidupnya. Itu artinya, terdapat lebih dari 45 juta produk wanita digunakan dan dibuang setiap tahun! Di Indonesia sendiri, sampah pembalut ternyata dapat mencapai 26 ton setiap hari. Banyak ya? Bahkan di Indonesia juga masih banyak yang membuang sampah pembalut ke sungai dan berakhir ke laut! Sampah pembalut ini sangat berbahaya bagi ekosistem dan hewan-hewan di laut kita. 

Pembalut sekali pakai tidak terbuat dari 100% katun melainkan dari cellulose gel dan plastik sehingga mengandung berbagai macam bahan kimia seperti klorin, dioxin, pestisida, pthalates dll! Selain itu, plastik yang digunakan pada pembalut dan tampon memerlukan waktu 200-800 tahun untuk terdegradasi. Sebagai gambaran, botol plastik sendiri saja memerlukan waktu sekitar 70-450 tahun untuk terdegradasi! Woaaah, jadi pembalut yang kita gunakan memerlukan waktu lebih lama untuk terdegradasi di landfill. 

Hal ini diperburuk dengan kenyataan bahwa satu pembalut itu ekuivalen dengan 4 buah single-use plastic bag! Artinya, Seorang wanita yang menggunakan pembalut sama dengan membuang tas plastik sebanyak 40.000 – 60.000 tas plastik selama hidupnya (hanya karena menggunakan pembalut konvensional!). 

Yuk, beralih ke opsi-opsi pembalut pakai ulang dan menstrual cup! lebih baik untuk tubuhmu, lebih baik untuk kantongmu, dan jelas lebih baik untuk bumi!

7. Compostable Scrubs

Kebanyakan dari kita menggunakan scrubs berbahan plastik untuk menggosok punggung kita. Sayangnya, penggosok punggung ini terbuat dari plastik dan akan sulit terurai di lingkungan.

Yuk beralih ke penggosok kulit yang bisa dikomposkan seperti loofah dan pouch dari katun ini.

8. Sikat Pembersih

Kamar mandi minim sampah juga harus didukung dengan peralatan pembersih kamar mandi yang ramah lingkungan dan dapat dikomposkan. Sikat pemberih lantai dan toilet yang terbuat dari limbah kayu dengan bahan sikat yang dapat dikomposkan bisa menjadi alternatif pendukung kamar mandimu yang minim sampah lho!

Tapi tentu saja, perhatikan lagi apakah peralatan sikat pembersihmu yang plastik sekarang sudah rusak? jangan lupa pakai sampai rusak dulu dan #ThinkBeforeYouBuy yah!

9. Pembersih Lantai dan Kaca Natural

Selain peralatan minim sampah, jangan lupa juga untuk menggunakan pembersih lantai yang ramah lingkungan. Kenapa? Karena pembersih lantai kamar mandi yang komersial mengandung banyak sekali bahan-bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan kita dan juga lingkungan lho!

Yuk beralih ke lerak! lerak ini bisa serba guna banget mulai dari membersihkan lantai, kaca, sampai piring lho!


Jadi, bagaimana? sudah siap mengurangi sampah di kamar mandi? Yuk mulai bersama sustaination.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *